Kadang kala kita mendengar penceramah berkata: "Do'akan anakmu, karena do'a orang tua untuk anaknya itu mustajab, seperti d o'a para nabi untuk umatnya".

Sang penceramah kemudian membawa dalil:

دعاء الوالد على ولده كدعاء النبي على أمته.

Do'a orang tua yang seperti apa yang sangat cespleng terhadap anaknya?.

Do'a baik atau do'a buruk (pasot)?.

Menilik dari dalil yang dibawakan menunjukkan bahwa do'a orang tua yang cespleng untuk anaknya adalah do'a pasot. 

Hal itu diambil dari kata 'Ala (على) yang digunakan sebagai muta'addi (kata sambung) dari kata do'a. Bila do'a disambung dengan kata 'Ala, maka kata do'a itu bermakna do'a jelek atau do'a pasot. Sedangkan bila disambung dengan huruf Lam, maka do'a itu bermakna do'a baik.

Sehingga makna dari dalil di atas adalah: Do'a pasot orang tua terhadap anaknya itu sangat mustajab atau cespleng, seperti do'a pasot Nabi terhadap umatnya.

Bukan bermakna: "Do'a baik orang tua terhadap anaknya itu mustajab seperti do'a baik nabi terhadap umatnya".

Hal itu karena Nabi juga mendoakan agar umatnya menjadi baik, akan tetapi ada yang tidak mendapatkan hal itu.

إنك لا تهدي من أحببت

Akan tetapi pasot nabi terhadap umatnya akan cespleng.

رب لا تذر على الأرض من الكافرين ديارا إنك إن تذرهم يضلوا عبادك ولا يلدوا إلا فاجرا كفارا.

Maka umatnya digulung oleh banjir bandang.

ففتحنا أبواب السماء بماء منهمر.

Oleh karena itu, hendaklah kita berhati-hati berkata terhadap anak-anak kita. Jangan sampai keusilan mereka membuat orang tua marah sehingga mengeluarkan kata-kata jelek dari mulut kita.

إن البلاء موكل بالمنطق